Audina Luvi

Follow Us @audinaluvi

Selasa, 02 Juni 2020

Sidik Jari di Pintu-Mu


Hujan kemarin, getir yang terekam
Jerit Christchurch, pertanda apa?
Benarkah peluru melukai jiwa yang sujud pada Rabb nya?
Perlahan menyulam duka dengan luka saudara

Ya Robbana
Tiba menit gemetar di dekap jua detik takut
Sembunyi dimana-mana semakin tiada
Sujud siapa yang lebih dulu Kau dekap di balik surga?

Robbana Ya Robbana
Kemana harus dicari jawab dari ketidaktahuan?
Sedang iblis tak pernah menyerah
Menakuti hati yang perlahan mulai lemah

Melangkah ke Timur
Bising, debu menimbun luka bernanah
Jatuh merangkak ke Barat
Sepi mulai menjelma jerit

Risau tanpa pasti
Meraba-raba Kasih Tuhan untuk mencuri sedikit rasa tenang
Kebingungan dalam hidup yang sementara
Dengan-Mu semua tak lagi tercenung gaduh mencekam

Illahi
Fahabli taubatan waghfir dzunubi

Jika sembunyi tak mampu mengukir janji kedamaian
Mungkin air mata sujud adalah pinta termanis untuk merengkuh dekap-Mu

Ya Robbi Ya Illahi
Jiwa yang meronta takut biar enyah dalam damai nuju kiblat itu
Lantas tak lagi menyeru jerit duka dan luka
Sebab rasa kembali ingini merekam sidik jari di pintu surga-Mu
Audina Luvi


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar